Perang Anmar
Perang Anmar
Perang adalah suatu peristiwa yang akan mewarnai sejarah kehidupan dan peradaban manusia di muka bumi ini. Peristiwa perang biasanya terjadi dengan alasan adanya perselisihan antara dua belah pihak yang tidak mau mengalah terhadap suatu kepentingan. Baik itu kepentingan politik, ekonomi, sosial dan lain-lain.
Selain perang Bani Sulaiman, dalam mempertahankan kota Madinah, rasullah jug amemperjuangkan kota madina dan umat muslin dalam perang Anmar, yang mana pada perang tersebut Rasullah melindungi kota Madinah. Bagaimana kisah terjadinya perang Anmar ? mari kita flashback.
Perang Anmar merupakan perang yang terjadi di zama Rasulullah dan terjadi pada bulan Rabiul Awal tahun 3 Hijriah. Pada perang tersebut, Nabi Muhammad SAW menjadi pemimpin perang bersama dengan 450 pasukan beserta sahabatnya untuk menghadapi masyarakat Ghathafan yang berasal dari Bani Tsa’labah. Diketahui bahwa orang Ghathafan tersebut hendak menyerang Madinah sehingga Rasulullah berupaya untuk memerangi penyerangan tersebut.
Ketika perjalanan berlangsung, Rasulullah kemudian mengejar orang Ghathafan. Nabi pun kemudian kehujanan dan melepaskan pakaiannya agar dapat dijemur. Ketika sedang duduk dan beristirahat, tiba-tiba saja muncul laki-laki yang bernama Du’tsur bin Al-Harits yang secara sengaja mengacungkan pedang pada Nabi Muhammad kemudian berkata “Ssiapa yang akan menghalangimu dariku sekarang?” Tanpa rasa takut, Nabi Muhammad SAW menjawab dengan tenang “Allah.”. Setelah mendengar jawaban dari Rasulullah SAW, laki-laki bernama Dutsur tersebut kemudian tersentuh dan tergetar hatinya hingga menjatuhkan pedang dari tangannya.
Dengan cepat, Nabi Muhammad pun mengacungkan pedang tersebut di hadapan Du’tsur dan berkata “Siapa yang akan menghalangmu dariku?”. Du’tsur menjawab bahwa tidak ada seorang pun yang akan menghalanginya. Dengan demikian, tidak lama setelah itu, Du’tsur menyatakan kalimat syahadat. Alhasil peristiwa perang ini dapat berakhir tanpa adanya kontak senjata dan pertumpahan darah dari kaum muslimin maupun orang-orang Ghathafan.
Maha besar Allah dengan segala kuasaNya, pada akhirnya Rasullah mnaklukan musuh dan membutanya untuk iman kepada Allah serta bersyahadat. Sungguh sangat Mulia Nabi Muhammad SAW. Menjadi teladan bagi kita semua.